Madurazone.co, Sumenep – Forum Honorer Kategori 2 (FHK2) mendatangi kantor bupati Sumenep, Madura, Jawa Timur, Selasa (12/6/2016). Mereka meminta kenaikan insentif honor dari Rp 250 ribu menjadi Rp 500 ribu, supaya mencukupi kebutuhan hidup.
Para THL K2 ini ditemui oleh bupati Sumenep A. Busyro Karim, Wakil bupati Sumenep Achmad Fauzi, sekdakab Hadi Soetarto dan Kepala Badan Kepagawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Titik Suryati dan Kepala Disdik A. Shadik. Terjadi dialog antara pihak pemkab dan FHK2.
Ketua FHK2 Sumenep Abd. Rahman menjelaskan, honor K2 sudah sangat layak untuk dinaikkan. Mengingat pengabdiannya sudah cukup lama. “Insentif Rp 250 ribu tidak mencukupi kebutuhan hidup. Jadi, kami minta dinaikkan menjadi Rp 500 ribu, meski tidak sesuai UMK,” katanya.
Untuk itu, pihaknya meminta untuk segera ada perbup untuk kenaikan insentif. Itu sebagai bentuk kepedulian bupati kepada para honorer. “Kami minta untuk segera dikeluarkan perbup sebagai perhatian bupati,” ucapnya serius.
Tidak hanya itu, sambung dia, pihaknya juga meminta bupati untuk memberikan SK (surat keputusan) pengangkatan THL K2. Sebab, selama ini hanya diangkat dari isntansi terkait. “Kalau guru diangkat oleh kepala sekolah, jadi diminta untuk bupati yang memberikan SK,” tuturnya.
Kepala BKPP Sumenep Titik Suryati menjelaskan, untuk insentif tenaga honorer masih dipertimbangkan. Sebab, jumlah honorer K2 di Sumenep cukup banyak. Otomatis, belanja pegawai akan membengkak. “Jumlah honorer K2 1.766. Maka, bisa membengkak,” ucapnya.
Soal penerbitan SK untuk pengangatan honore tentu akan bertentangan PP 48/2005. Di mana dalam PP itu tidak boleh ada pengangkatan honorer. “Jadi, kalau bupati mengangkat honorer K2 melanggar aturan yang berlaku,” tukasnya. (ysd/yt)