Madurazone.co, Sumenep – Mahasiswa Sumekar Raya (Mahasurya) menggelar aksi ke kantor pemkab Sumenep, Madura, Jawa Timur, Rabu (25/5/2016). Merema mempertanyakan realisasi 9 program unggulan yang ada dalam 99 hari bupati Busyro Karim dan Wabup Achmad Fauzi.
Bahkan, massa menilai program 99 hari yang dicanangkan Supermantap jilid II gagal. Indikasinya, sejumlah program unggulan tidak berjalan maksimal. Misalnya, pelayanan rumah sakit ternyata masih lemah. Meski bupati sudah beberapa kualitas pelayanan masih buruk.
“Selain itu, wirausahawan muda juga tidak memberikan efek yang baik. Sebab, pesertanya sudah tua-tua. Jadi, bukan pemberdayaan pemuda. Ini yang kami pertanyakan,” kata korlap Aksi Bisri Gie dalam orasinya.
Dia mengungkapkan, selain pelayanan kepada masyarakat tentu saja tidak maksimal. Selain itu, program unggulan yang lainnya juga tidak beres. “Kami mengindikasikan program 99 hari ini yang dicanangkan bupati dan wabup terpilih gagal,” ucapnya.
Untuk itu pihaknya meminta bupati dan wabup untuk menemui para mahasiswa ini. Mereke berteriak, sayangnya bupati dan wabup untuk mempertanggungjawabkan atas 99 hari. “Kami tidak anarkhis, hanya meminta pertanggungjawaban dari bupati dan wabup,” katanya.
Massa terus melakukan orasi di depan kantor pemkab Sumenep. Mereka juga membawa sejumlah poster salah satunya bertuliskan “kami butuh bukti bukan janji” dan lainnya. Setelah itu, mereka diajak melakukan audensi dengan bupati. Bahkan, mereka sempat hendak masuk ke ruang kerja bupati Namun, dihadang oleh Sekdakab Hadi Soetarto.
“Nanti kalau datang saya kabari dan akan saya kasih tau aspirasi kalian ke Bupati. Nanti saya juga kabari kalian agar melakukan audensi langsung dengan beliau,” kata Sekdakab Hadi Soetarto. (Al/yt)