Madurazone.co, Sumenep – Mahasiswa yang mengatasnamakan Gerakan Mahasiswa Melawan Korupsi (Gramsi) menggelar aksi ke kantor bupati Sumenep, Madura, Jawa Timur Kamis (18/8/2016). Mereka menuding pemberian CSR (Corparate social responsibility) dari perusahaan minyak dan gas (migas) tidak tepat sasaran.
Alasannya, perusahaan migas tidak pernah mau terbuka terkait CSR yang dikeluarkan. Sehingga, tidak ada yang tahu peruntukannya. “Jadi, CSR itu tidak terbuka. Dan peruntukannya menjadi tidak jelas, dan terkesan sembarangan,” kata Imam, Korlap Aksi.
Seharusnya, sambung dia, perusahaan migas bisa dipantau. Yakni, salah satunya pemkab membentuk tim pengawas dan pemantau migas. Sehingga, programnya bisa seneng dengan pemkab. “Jadi, perusahaan migas harus diawasi biar tidak sembarang,” ucapnya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga mempertanyakan masalah DBH. Sebab, keberadaan DBH itu tidak jelas peruntukannya. Terkesan tidak sehat, dan pengelolaannya pun tidak jelas. “Sehingga, masalah DBH dan CSR itu harus menjadi atensi pemkab,” ungkapnya.
Ada sejumlah perusahaan migas yang sudah mulai beroperasi di Sumenep. Salah satunya, Santo, HCML dan KEI. (yt)