Madurazone.co, Sumenep – Pergantian Direktur Utama PD Sumekar Line tidak membuat optimis kalangan DPRD Sumenep, Madura, Jawa Timur. Bahkan, meminta salah satu badan usaha miliki daerah (BUMD) milik pemkab Sumekar ini untuk dibubarkan saja, atau dijual kepada pihak swasta.
Alasannya, keberadaan PD Sumekar dengan bisnis apotek itu dinilai tidak produktif. Sebab, tidak menghasilkan apapun untuk PAD (pendapatan asli daerah). “Keberadaanya hanya menjadi beban APBD Sumenep, dengan permintaan penyertaan modal, ” kata AF Hari Ponto, ketua komisi II DPRD Sumenep.
Dia mengungkapkam, keberadaan BUMD itu sudah lama, namun bisnisnya tidak berkembang alias stagnan. Padahal, APBD sudah banyak tersedot ke PD Sumekar. “Mempertahankan hal yang tidak produktif, sama dengan menguras APBD kita. Apalagi bisnis Apotek sudah kalah saing dengan swasta, ” ungkapnya.
Menurut politisi Golkar ini, pihaknya sejak awal sudah meminta untuk dijual atau dibubarkan saja. Karena tidak ada sumbangsih apapun terhadap APBD Sumenep. “Tidak ada sumbangsih apapun, buat apa dipertahankan,” ujarnya.
Dia menambahkan, bupati sudah terlanjur mengangkat PD baru KH. Darwies Mazhar menjadi harapan baru. Setidaknya, bisa memberikan terobosan atas perkembangan PD Sumeka line. “Harus ada bisnis lain yang lebih produktif. Sehingga, bisa menghasilkan profit atas pemkab Sumenep, ” tuturnya.
“Kami sangat berharap bisa ada perubahan atas pemimpin yang baru. Ada profit atas PAD. Sehingga, keberadaanya tidak mati suri lagi. Kami harap bisa berkembang dan berprofit. Kalau tetap sama ya dijual saja, ” tuturnya. (nr/yt)