Madurazone.co, Sumenep – Kinerja DPRD Sumenep, Madura, Jawa Timur mulai disorot sejumlah kalangan. Alasannya, tiga tahun berjalan hingga saat ini belum menunjukkan prestasi, khususnya dalam pembangunan Kabupaten ujung timur pulau Madura ini.
Hal ini disampaikan aktifis Sumenep Corruption Watch (SCW) Junaidi. Menurut Junaidi, dari hasil amatan yang dilakukan pihaknya kinerja wakil rakyat belum menunjukkan trend positif. Kegiatannya lebih berkutat pada rutinitas belaka. Sehingga, tidak ada peran signifikan para legislator.
“Bahkan, untuk rutinitas saja masih tidak berjalan mulus dan terkesan lamban. Misalnya, di pembahasan APBD 2017 malah lambat selesai. Ini apa?,” ujarnya.
Selain itu, sambung dia, di pembahasan rancangan peraturan daerah (raperda) tidak sesuai dengan target. Dari target yang ditentukan masih banyak sisa pembahasan yang belum tuntas. “Jangan bagaimana kita melihat kinerja dewan bagus, jika seperti ini. Jelas kinerja dipertanyakan,” ungkapnya.
Bahkan, menurut Junaidi, keberadaan DPRD malah terkesan disfungsi. Khususnya dari sisi pengawasan ke instansi terkait. “Kalau istilah kami, terkesan impoten, pengawasan terhadap instansi terkait tidak ada. Ada proyek dipecah-pecah dewan diam, dan permasalahan lainnya,” tuturnya.
Tidak hanya itu, menurut Junaidi, itu semua terjadi karena anggota dewan memilih untuk melakukan kunjungan kerja (kunker) secara rutin. “Kalau kunker ke luar daerah memang intens. Dan, kami kira ini sangat menghambat pada kinerja lainnya. Kami minta ke depan DPRD harus lebih intens lagi bekerja,” tuturnya.
Ketua DPRD Sumenep Herman Dali Kusuma membantah jika dibilang kinerja anggota DPRD jelek. Sebab, pihaknya sudah bekerja sesuai dengan aturan yang berlaku. “Kami sudah bekerja maksimal. Coba tanya detilnya kepada pimpinan alat kelengkapan,” tuturnya.
Politisi PKB ini mengungkapkan, apabila pihaknya dikritik tentu itu hal yang biasa untuk perbaikan kinerja ke depan. “Yang jelas, kami terus berbenah untuk kinerja lebih bagus. Kalau soal kunjungan, kami sudah sesuai regulasi yang ada,” ungkapnya. (nr/yt)
