Madurazone.co, – Gersang rasanya, di bulan puasa Ramadhan tanpa ada kajian tentang khazanah keislaman. Dengan itu, bisa memberikan transfer knowledge kepada pembaca, khususnya pengetahuan tokoh Islam beserta pemikirannya.
Maka, media madurazone.co, memulai kajian khazanah keislaman lewat kajian tokoh filsafat Islam, termasuk dengan pemikiran progresifnya tentang agama dan kaitannya. Namun, barangkali tidak sedetil buku bacaan yang ditulis tokoh-tokoh Islam. Pembahasan awal dimulai dengan tokoh filosof Islam Al-Kindi.
Al-Kindi memiliki nama lengkap Abu Yusuf Ya’kub ibnu Ishaq ibnu al-Shabbah ibnu ‘Imron ibnu Muhammad ibnu al-Asy’as ibnu Qais al-Kindi. Kindah merupakan suatu nama kabilah terkemuka pra-Islam yang merupakan cabang dari Bani Kahlan, dan menetap di Yaman. Al-Kindi dilahirkan di Kufah sekitar tahun 185 H dari keluarga kaya dan terhormat. Ishaq ibnu Al- Shabbah merupakan Ayah Al-Kindi, dan gubernur Kufah pada masa pemerintahan Al-Mahdi dan Ar-Rasyid. Sementara Al-kindi hidup pada masa pemerintahan khalifah Bani Abbas, yakni Al-Amin, Al-Ma’mun, Al-Mu’tasim, Al- Wasiq, dan Al-Mutawakkil.
Pendidikan Al-Kindi dihabiskan di Basrah, pusat studi bahasa dan teologi Islam. Pendidikan di sana dia lalui setelah pindah ke Kufah. Di sana lah, dia memperdalam ilmu filsafat. Tak berhenti disitu, Alkindi juga pernah belajar di pusat pemerintahan Bahgdad. Saat mengenyam pendidikan, dia tergolong cukup cerdas dan sangat tekun dengan pembelajaran yang diajarkan.
Maka, tidak salah jika dia memahami berbagai disiplin ilmu. Salah satu yang dikuasai adalah ilmu astronomi, ilmu ukur, ilmu alam, astrologi, ilmu pasti, ilmu seni musik meteorologi, optika, kedokteran, matematika, filsafat, dan politik. Sehingga, sangat wajar dia jika dibilang sebagai filosof terkemuka, sebab cukup mengusai filsafat dan ilmu. Bahkan, dia menjadi filosof terkemuka pertama dalam Islam berkebangsaan Arab. Sehingga, layak mendapatkan gelar Faisuf Al Arab. (bersambung, pemikiran Alkindi). (diolah dari berbagai sumber)