Madurazone.co, Sumsnep – Hasil tes tulis pada rekrutmen anggota Panwascam Sumenep, Madura, Jawa Timur yang diumumkan pada Minggu (15/10/2017) disinyalir masih menyisakan masalah. Sebab, hasil tes tulis itu dinilai tidak transparan dan terkesan ada main mata.
Indikasinya, dari pengumuman yang dinyatakan lulus tes tulis, tidak ada keterangan berdasar apa. Termasuk enam peserta tiap kecamatan yang dinyatakan lulus.
“Seharusnya, panitia Rekrutmen mencantumkan nilai atau hasil tes tulis peserta sebagai acuan yang dinyatakan lulus dan tidak. Karena sudah begini, muncul kesan rekrutmen panwascam Sumenep tak transparan,” kata Hambali Rasidi ketua IKA UINSA ini.
Mestinya, lanjut Hambali, panitia mengumumkan seluruh hasil tes, baik yang lulus lebih-lebih mereka yang dinyatakan gagal masuk ditahapan berikutnya. “Boleh dong saya menafsiri atau menduga, jangan-jangan yang dinyatakan lulus sudah berdasar titipan,” imbuhnya.
Ditambahkan, kalau kerja anggota Panwaskab Sumenep profesional, bersikaplah transparan, seluruh pihak yang berpartisipasi baik langsung maupun sekedar mengamati bisa puas.
“Biar ratusan peserta tes tulis puas atas hasil yang diumumkan, sejak kemarin saja, saya banyak menerima aduan dari peserta rekrutmen panwascam,” jelasnya.
Hambali pun menuding, beberapa peserta yang lulus seleksi tes tulis memiliki hubungan pertemanan dan kekeluargaan dengan sejumlah komisioner Panwaskab Sumenep.
“Indikator ini mengundang kecurigaan setelah pengumuman hasil tes tulis tidak transparan, ini real dilapangan,” imbuh dia.
Untuk itu, mantan aktivis PMII Surabaya ini berencana berkirim surat ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) dan Bawaslu Jatim tentang temuan diatas.
Lebih jauh, dia menuturkan, tiga nama yang akan lulus di masing-masing kecamatan pun sudah terdengar dan santer jadi bahan pembicaraan. “Sebelumnya sudah terdengar siapa saja yg akan diterima tiga orang ditiap kecamatan sebagai anggota panwascam. ini saya akan buktikan nama nama yang beredar nanti,” tukasnya.
Ketua Panwaskab Sumenep, Hosnan Hermawan saat hendak dikonfirmasi melalui sambungan telepon pribadinya berkali-kali tidak aktif.
Demikian pula dengan komisioner yang lain Imam Syafii, telepon pribadinya juga tidak bisa dihubungi. (nz/yt)