Pertanyakan Kredibilitas Media di Sidang DKPP, Komisioner Panwaskab Sumenep Dikecam Kuasa Hukum Pengadu

  • Whatsapp

Madurazone.co, Sumenep – Panwaskab Sumenep, Madura, Jawa Timur kembali menuai “sensasi” pada sidang perdana dugaan titipan rekruitmen Panwascam di Kantor Bawaslu Jatim. Bahkan, dalam statemennya ada kesan mempertanyakan kredibilitas media yang mengekspose kasus dimaksud.

Fakta itu disampaikan Azam Khan & Partners selaku kuasa hukum M. Adnan dan Ach. Farid Azziyadi. Bahkan, versi kuasa hukum saat mendengar jawaban dari pihak teradu yang diwakili juru bicarany terkesan alergi media.

Muat Lebih

“Mereka (komisioner paswaskab,red) mengaku, tidak parnah berbicara di media, jika sampai mempertanyakan mengapa media nulis begini dan begitu,” tuturnya dihubungi media melalui sambungan telepon pribadinya mengulas pembahasan dalam persidangan.

Dia menuturkan, siapa pun itu jurnalis, mereka yang nulis berita selama ini terkait dugaan ‘titipan’ dalam rekrutmen paswascam di Sumenep, pihaknya tetap berkeyakinan
bahwa media yang pempublikasikan berita itu jelas dan memiliki legalitas.

“Jika mereka (komisioner) sampai meragukan jurnalis, meragukan kredibilitas media, ini Konyol,” tandasnya.

Menurutnya, di undang-undang nomor 2 tahun 2017 pasal 13 tentang kode etik DKPP itu jelas, harus secara terbuka untuk publik. “Caranya bagaimana, ya harus melalui corong media dong, masak komisioner harus dor to dor ke setiap orang, dari rumah yang satu ke rumah yang lain, dari sisi ini saja, mereka susah menjawabnya,” tandasnya.

Imam Syafie, yang menjadi juru bicara dalam sidang dan komisioner Panwaskab Sumenep saat dikonfirmasi sejumlah media tidak membantah apa yang disampaikan, pihaknya kemarin dalam persidangan menjelaskan tentang pemberitaan disejumlah media, dimana ia mengaku tidak kenal dengan medianya, tidak kenal dengan wartawannya, dan juga mengaku tidak tahu dimana kantornya.

“Artinya kemarin, saya menyampaikan bahwa pemberitaan selama ini, tidak ada klarifikasi kepada Pakwaskab, sehingga kami kesulitan dan tidak mendapatkan akses ke sejumalah media,” tuturnya, Kamis (18/1/2018).

“Sementara kami tidak tahu kantor masing-masing media, maksud pernyataan ketidak jelasan itu, bukan saya menyatakan bahwa media itu abal-abal,” kilahnya.

Pihaknya pun mengaku, selama ini kurang memiliki ruang untuk rekan-rekan media karena kesibukan tahapan-tahapan dalam rekrutmen Panwascam. “Pada waktu itu, kami sibuk dengan wawancara, yang kedua kami kesulitan akses untuk melakukan klarifikasi, yang ketiga kami tidak kenal dengan wartawannya. Hanya saja kedepan, kita akan mencoba lebih dekat dengan rekan-rekan media di Sumenep,” tukas Imam. (nz/yt)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.