Madurazone.co, Sampang – Kematian guru honorer di SMAN 1 Torjun, Sampang, Madura, Jawa Timur Ahmad Budi Cahyanto di tangan muridnya mendapatkan perhatian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI. Bahkan, perwakilan Mendikbud langsung mendatangi rumah almarhum.
Perwakilan Kemendikbud yang datang itu adalah Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Hamid Muhammad, Ph.D. Pejabat asal Sumenep disambut langsung oleh orang tua guru seni rupa itu M. Satuman Ashari Dusun di rumah duka dusun Pliyang, Desa Tanggumong, Kota Sampang.
Pada kesempatan Dirjen Dikdasmen Hamid Muhammad mengaku telah menyiapkan beasiswa kepada calon anak yang sedang dalam kandungan istrinya itu. “Ini untuk anaknya kelak. Ada mekanisme khusus untuk putra-putrinya, ” katanya kepada sejumlah media.
Dia menuturkan, besiswa yang diberikan itu sebagai bentuk kepedulian dan rasa tanggung jawab pemerintah atas pengabdian guru Budi di bidang pendidikan. “Dalam pengabdian yang sudah diberikan, pemerintah hadir, ” ujarnya.
Sebenarnya, sambung pria low profile ini, pihaknya mengusulkan ayah korban Satuman Ashari. Namun upaya tersebut terganjal aturan di BKN, meski ayah korban sudah menhabdi sebagai guru honorer selama 20 tahun. “langsung kami komunikasi dengan BKN, ternyata tidak bisa, ” ucapnya.
Hamid Muhammad menegaskan, pihaknya mengaku sangat menyesal dan kecewa dengan meninggalnya guru seni rupa akibat dianiya muridnya. Apalagi, kejadian itu terjadi di Madura. Di Madura ada Konsep Bhabuk, bhapak, guru, rato (ibu, ayah, guru dan raja). “Di Madura tatakrama dijunjunh tinggi, termasuk didalamnya guru, ” ungkapnya.
Ahmad Budi Cahyanto meninggal di RSUD dr. Soetomo Surabaya. Dia meninggal setelah dianiya Muridnya di SMAN 1 Torjun. Dia meninggalkan seoranh istri yang sedang hamil. (nz/yt)