Madurazone.co, Sumenep – Tidak difungsikannya pasar hewan atau sapi terpadu di Desa Pakandangan Sangra, Kecamatan Bluto, Sumenep, Madura, Jawa Timur terus menuai kritik. Bahkan, sejumlah kalangan memertanyakan perencanaan pembangunan yang didanai negara ini.
Sebab, sebelum pelaksanan proyek pembangunan senilai Rp 2,3 miliar itu pasti dilakukan perencanaan, baik perencanaan bangunan maupun lokasi penempatan. Sehingga, saat bangunan jadi, keberadaanya tidak mubazir, dan bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat kabupaten ujung timur pulau Madura ini.
Anggota komisi II DPRD Sumenep Jubriyanto menyesalkan “mangkraknya” pasar hewan di Desa Pakandangan Sangra. Dengan begitu, tidak memberikan dampak positif bagi masyarakat. “Bangunan sukses, tapi dampaknya tidak ada. Sama dengan proyek gagal, ” katanya.
Menurut Politisi PKS ini, pihaknya menduga ada yang salah dalam perencanaan saat melakukam pembangunan tersebut. Atau perencanaan tidak dilakukan secara menyeluruh. “Jadi, jika kegiatan tidak bisa dimanfaatkan bisa saja perencanaannya tidak dilakukan secara matang, ” ucapnya.
Jubriyanto menegaskan, seharusnya perencanaan kegiatan dilakukan secara serius, termasuk juga prospek lokasinya. Pihaknya curiga perencanaan hanya formalitas belaka. “Jika mangkrak, maka proses dari awal harus dievaluasi. Kamu duga ada perencanaan yang salah, ” tuturnya.
Sebab, sambung dia, apabila perencanaanya bagus outputnya pasti akan maksimal pula. Program hendaknya tidak dijadikan orientasi profit tapi harus kepada manfaat. “Pembangunan pasar hewan harus dievaluasi, mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pada sisi manfaatnya, ” tukasnya.
Kepala Disperindag Syaiful Bahri enggan memberikan keterangan lebih lanjut terkait perencanaan dan pelaksanan pembangunannya. Sebab, proses pembangunannya saat itu masih ditangani dinas Peternakan. “Itu kan baru dilimpahkan kepada kami. Pembangunannya bukan di dinas kami, ” dalihnya. (nz/yt)