Madurazone.co, Sumenep – Kades Manding Laok, Kecamatan Manding, Sumenep, Madura, Jawa Timur dipolisikan warganya sendiri. Dia dilaporkan karena diduga melakukan penganiyaan secara bersama kepada warganya Sdk, warga Dusun Kokon Desa Setempat.
Dia dilaporkan dengan Tanda Bukti Lapor nomor STPL/236/VIII/2018/ Jatim/Res Sumenep tertanggal 26/8/2018. Dia dilaporkan oleh kakak korban Akno ke SPKT Polres. Dalam laporannya itu, Akno dapat telepon dari saudaranya Hasan. Hasan menjelaskan jika adiknya telah dipukul oleh Kades Manding Laokbersama anak buahnya, pada acara Pawai Karnafal HUT RI ke-73.
Setelah itu, kak korban bertanya pada warga. Dan, warga mengiyakan jika adiknya ditampar mengenani muka korban. Sedangkan anak buahnya memukul dengan cara mengepal dari belakang mengenai punggung yang menyebabkan korban mengalami luka lebam disekitar pelipis sebelah kiri dan harus menjalani perawatan di Puskesmas Manding.
Hasan saksi mata menjelaskan, Peristiwa tersebut terjadi pada hari minggu tanggal 26 agustus 2018, di jalan raya manding, tepatnya dipinggir jalan dusun galis, saat nonton karnaval.
Saat itu Korban bersama tujuh 7orang temannya lagi asik ngobrol sambil nonton karnval pada perayaan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 73 tahun yang diselenggarakan oleh pihak kecamatan
Namun tiba tiba sang kades berpesan. “Tunggu ya, sebentar lagi saya akan datang, sambil berada di atas kuda yang dia ( kades ) tunggangi,” kata Hasan
Tidak lama kemudian, tiba tiba kades tersebut datang lagi bersama dengan teman temannya sambil berkata, kamu penguasa alas disini ya?, sambil melayangkan tangannya kemuka korban. Kemudian bukan hanya kades yang melakukan pemukulan, teman teman kadespun juga ikut memukuli korban dari arah belakang,
Berdasarkan laporan tersebut, pelaku terancam dijerat pasal 170 atau 351 KUHP PIDANA.
Namun, kades Manding Laok membantah jika melakukan pemukulan. Pihaknya hanya merasa malu dengan ucapan korban yang menilai kegiatan seremonial Agustusan hanya dilakukan orang gila. “Saya kan berhak melakukan pembinaan, dengan pembinaan, ” katanya.
Namun, sambung dia, saat hendak menegor ternyata pihaknya nyaris dipukul. Namun, aksi itu diketahui oleh orang-orangnya. “Bisa saja mereka tidak terima, karena saya mau dipukul. Kalau saya mukul, siapa yang bilang, kasih saksinya mana, ” tuturnya. (nz/yt)