Madurazone.co, Sumenep – Upaya pemerintah untuk menggunakan Bandara Pagerungan, Kecamatan/Kepulauan Sapeken milik PT Kangean Energi Indonesia (KEI) masih buram. Pasalnya, hingga saat belum ada kepastian dari manajemen perusahaan migas itu.
Padahal, permintaan penggunaan Bandara Pegerungan untuk transportasi udara sudah dilayangkan bupati Sumenep sejak 2014 lalu. Permintaan terakhir dilayangkan pada 24 Oktober lalu, yang ditandatangani wakil bupati (Wabup), perihal Pengoperasian pesawat Fixed Wings dari Surabaya.
Sebenarnya surat ini juga sudah mendapatkan balasan dari SKK Migas tertanggal 6 November 2018. Di mana dalam surat “balasan” tersebut, SKK meminta untuk dipertimbangkan direalisasikan. Surat itu bernomor SRT- 0474/SKKMI2000/2018/SO. Tentunya, hanya tinggal menunggu kepastian dari PT KEI.
Wakil Ketua DPRD Sumenep Moh. Hanafi menjelaskan, upaya pemerintah sudah getol untuk menggunakan bandara Pegerungan milik PT KEI, dan DPRD sangat mendukung. “Keseriusan itu dibuktikan dengan mengirim surat berkali-kali untuk penggunaan bandara itu, ” katanya.
Politisi Partai Demokrat ini menuturkan, SKK Migas sudah memberi signal bagus, saat ini bola itu ada di manajemen PT KEI. Meski belum ada kepastian dari perusahaan yang sudah beroperasi sejak 1992. “Kok sepertinya perusahaan tidak begitu responsif. Terbukti, permintaan sudah 2014, namun masih ngambang, ” ungkapnya.
Seharusnya, sambung politisi asal kepulauan ini, KEI bisa menindaklanjuti dengan cepat penggunaan bandaranya. Apalagi, keberadaanya di kota Sumekar menjadi mitra pemerintah. “Maka dari itu, seharusnya responsif atas permintaan pemerintah, ” tuturnya.
Hanafi mengungkapkan, pihaknya meminta KEI untuk menyerahkan bandara Pegerungan dalam pengelolaan bersama. Sehingga, transportasi udara ke kepulauan bisa terlayani. “Sehingga, alur transportasi cepat, perputaran ekonomi juga cepat untuk Kesejahteran masyarakat, ” ucapnya.
Hanafi mengungkapkan, sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak menindaklanjuti permintaan pemerintah Sumenep. Sebab, sudah lebih dua dasawarsa beroperasi di Pagerungan dan mendapatkan keuntungan. “Semua elemen yang ada di Sumenep bersatu mendesak digunakannya Bandara Pagerungan, ” tandasnya.
Sementara Staf Humas PT KEI Hadi belum bisa dimintai keterangan terkait masalah ini. Saat dihubungi melalui sambungan telepon namun tidak mendapatkan respon. (nz/yt)