Madurazone.co, Sumenep – Peringatan hari guru HUT PGRI ke 73 dan Hari Aksara Internasional ke 53 di Sumenep, Madura, Jawa Timur berlangsung semarak. Puluhan ribu massa hadir dalam kegiatan hari guru tingkat Jawa Timur itu, Sabtu (17/11/2018).
Semarak peringatan itu semakin terlihat dengan penampilan tarian topeng kota Sumekar ini. Riuh tepak tangan semakin menggema di lokasi kegiatan, GOR A. Yani Sumenep. Apalagi, peserta yang hadir diperkirakan mencapai 55 ribu dari sejumlah Kabupaten/Kota di Jatim.
Hadir pada kesempatan itu, Bupati Sumenep Dr. KH. A. Busyro Karim dan istri Nurfitriyana Busyro, Wakil Bupati (Wabup) Achmad Fauzi, Gubernur Jatim Dr. Soekarwo, Sekdakab Edy Rasyadi, Ketua Umum PGRI Dr. Unifah Rasyidin. Kepala Disdik Sumeneo Ach. Shadik dan sejumlah guru dan undangan memadati lokasi acara.
Bupati Sumenep Dr. KH. A. Busyro Karim dalam sambutannya menjelaskan, pemkab Sumenep cukup peduli dengan keberadaan guru. Bahkan, APBD selalu mengucurkan miliaran rupiah untuk kesejahteraan guru. “Kesejahteraan guru menjadi perhatian kami, ” katanya.
Bahkan, sambung suami Nurfitriyana Busyro ini, untuk guru non PNS, pemerintah juga memberikan perhatian. Yakni, dengan memberikan bantuan keuangan melalui APBD Kabupaten Sumenep setiap tahunnya.
“Untuk meningkatkan kesejahteraan para guru non PNS memberikan tunjangan dan bantuan transport, berupa tunjangan guru bagi guru honorer K2 sebesar Rp8,2 miliar, tunjangan guru bagi guru honorer non K2 sebesar Rp3,7 miliar dan bantuan transport sebesar Rp3,6 miliar.” kata Politusi PKB ini.
Selain itu, bupati juga mengungkapkan, seorang guru bukan hanya bertanggungjawab mengajar mata pelajaran yang menjadi tugasnya, melainkan juga harus mendidik moral, etika, integritas, dan karakter.
“Eksistensi guru sangat luar biasa, bahkan dalam falsafah orang Madura ada ungkapan “bâpa’ bâbhu’ ghuru rato” (bapak ibu guru raja), sehingga posisi guru ada di nomor tiga setelah ayah dan ibu, sekaligus di atas rato atau pemerintah.” pungkasnya.
Sementara Gubernur Jatim Dr. Soekarwo meminta guru meningkatkan kemampuan tentang teknologi informasi sebagai upaya memfilter dampak negatif perkembangan teknologi saat ini.
“Saya meminta guru melalui PGRI Jawa Timur meningkatkan kemampuan pengetahuannya tentang teknologi informasi, agar bisa memberikan proteksi pengaruh negatifnya kepada siswa, sehingga siswa cerdas dalam menggunakan teknologi informasi.” ucapnya.
Dia menegaskan, guru tidak sebatas bertanggungjawab mengajar mata pelajaran kepada siswa, namun juga harus mendidik moral, etika, integritas, dan karakter dalam rangka memfilter pengaruh buruk perkembangan teknologi informasi. (nz/yt)