Madurazone.co, Sumenep – Dunia pertanian di Sumenep, Madura, Jawa Timur menjadi perhatian Sekretaris Jenderal (Sekjend) Kementerian Pertanian RI Ir. Syukur Iwantoro, MS. MBA. Buktinya, orang nomor dua di lingkungan Kementan bersama rombongan bertandang ke Kota Sumekar.
Sampai di Sumenep, Mantan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan ini langsung melakukan kunjungan ke Kecamatan Rubaru untuk melihat tanaman bawang Merah. Ikut mendampingi Kabid Sarpras dan Penyuluhan Arif Firmanto, STP, M.Si.Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura Habe Hajat, SP, M.Si dan Kabid Bina Usaha Ali Ridlo, SP, M.M.A serta Koordinator Penyuluh Kec. Rubaru Sakdawi Jayadi, SP. Mereka melihat tanaman bawang merah yang menghampar di Kecamatan Rubaru.
Tanaman Bawang Merah ini menjadi perhatian Sekjend Kementan lantaran berbeda dengan wilayah lain, semisal di Brebes, Kendal, Cirebon dan sejumlah wilayah Pantura Jawa. Di mana Bawang Merah asal Kota Sumekar ini memiliki ciri khas, yakni bisa tanam di musim hujan “off season “. Yakni, sekitar Januari -Februari.
“Sementara di daerah lain, masa hujan itu tidak bisa tanam. Sebab, intensitas hujan cukup tinggi. Apabila dipaksakan bisa mengenangi lahan bawang merah. Sehingga, pasokan di bulan Maret-April bisa berkurang. Karena bulan Maret baru awal tanam,” kata Kadis Pertahorbun Bambang Heriyanto melalui Kabid Sarpras dan Penyuluhan Arif Firmanto.
Sementara, sambung dia, untuk Sumenep bulan Maret -April sudah masuk panen raya. Jadi, musim penghujan, cukup banyak tanaman bawang merah dan bahkan bisa mencapai 500 hektar. “Jadi, harga bisa lebih tinggi. Jika Bawang Merah dengan karakter off season ini diperluas, maka bisa membuat pasokan dan harga stabil,” ungkapnya.
Setidaknya, menurut Pria tampan ini, upaya mengamankan produksi di musim penghujan bisa diatasi. Sebagaimana keinginan Mentan Dr.Ir. Andi Amran Sulaiman, MP. “Yang terpenting juga di Kecamatan Rubaru ini sudah menerapkan budidaya bawang merah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” tuturnya.
Arif menambahkan, pada kesempatan itu juga Kementan akan memberikan Bantuan UV Dryer untuk meningkatkan mutu hasil panen. Hal Itu disampaikan setelah melihat tanaman padi dalam perjalan menuju Rubaru. “Alat pengering ini sangat efisien, karena tidak menggunakan bahan bakar. Kapasitasnya 3 (tiga) ton dan bisa mengeringkan jagung dengan kadar air 15 % dalam dua hari. Selain padi dan jagung, mesin ini juga bisa untuk mengeringkan Bawang Merah. Dan, mesin ini disarankan dibangun di Rubaru atau Pasongsongan. Alhamdulillah beliau pak Sekjen senang, dan akan diskusi lebih detilnya” tuturnya.
Sebelumnya, Sabtu malam (23/2/2018), Sekjend bertemu Bupati Sumenep di ruang VIP rumah dinas. Dia didampingi Kepala Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian RI Dr. Ir. Maman Suherman, M.M, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Hortikultura Kementan Dr. Ismail wahab, Kepala BPTP Jatim Dr. Ir. Chendy Tafakresnanto, MP dan Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan DR. DRH. Kresno Suharto, MP, serta Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Dr. Kuntoro Boga Andri, SP, M.Agr, Ph.D beserta jajaran staf Kementan RI, ikut juga anggota komisi IV Dapil Madura.
Selain bupati, hadir juga pada kesempatan itu Sekdakab Edy Rasiyadi, Kepala Dispertahorbun, Kadis Ketahanan Pangan dan Peternakan, Kadis Perikanan, Kepala Bappeda dan Para Kabid di Dispertahortbun.
Pertemuan itu digelar dalam rangka menindaklanjuti rapat tertutup Menteri Pertanian RI di Pamekasan pada tanggal 19 Februari 2019 untuk Percepatan Pembangunan Pertanian di Madura. Khususnya Sumenep.
Pada kesempatan itu Bupati Sumenep. Dr. KH. A. Busyro Karim mengusulkan pembangunan terpadu dan kawasan, sehingga tidak parsial dan nampak hasilnya. Bahkan, bupati meminta direncanakan wisata industri pertanian di daerah utara dikarenakan juga dekat dengan Pelabuhan Pasean Pamekasan. (nz/yt)