Madurazone.co, Sumenep – Bupati Dr. KH.A.Busyro Karim menekan pabrikan untuk melakukan pembelian tembakau dengan jangka waktu yang lebih panjang dari tahun sebelumnya. Yakni, sampai si daun emas milik petani Sumenep, Madura, Jawa Timur ini habis terserap oleh pihak pabrikan.
Pernyataan itu disampaikan orang nomor satu di lingkungan Pemkab Sumenep saat bertemu pihak pabrikan di kantor Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Dispertahortbun). Hadir pada pertemuan itu, Kadispertahortbun Arif Firmato, Kadis DPMPTSP Didik Wahyudi dan perwakilan Disperindag.
Sementara dari pihak Pabrikan hadir Tamsil Effendi dari PT Giri Dipta Sentosa Guluk-Guluk, Freddy Kustianto daei PT. Surya Kahuripan Semesta dan H. Hardi Santosa alias Pak Jintung dari Gudang PT. Gelora Jaya Sumenep (Wismilak). Hadir juga KH. Thala Budin Muslim Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kab. Sumenep dan Abdul Adzim, perwakilan petani KT. Batu Langit. Pertemuan berlangsung cukup dialogis, cair dan sangat guyub.
Kepala Dispertahortbun Sumenep Arif Firmanto menjelaskan, dalam pertemuan itu bupati meminta pabrikan untuk membuka gudang dengan jangka panjang. Sehingga pembelian tembaku petani akan maksimal. “Pembelian dilakukan sampai tembakau petani habis terserap semua,” katanya usai pertemuan kepada media ini.
Tidak hanya itu, sambung dia, bupati juga meminta penentuan harga tembakau disesuaikan dengan biaya (cost) petani. Setidaknya, petani tembakau tidak akan mengalami kerugian. “Intinya, harga yang dipatok pabrikan harus maksimal. Jangan sampai petani mengalami kerugian. Ini harus menjadi perhatian,” ujarnya.
Arif Firmanto mengungkapkan, hingga saat ini sudah ada dua gudang yang mengajukan izin untuk melakukan pembelian tembakau. Yakni, PT. Giri Dipta Sentosa, Guluk-Guluk dan PT. Surya Kahuripan Semesta, Gedungan Batuan. “Sesuai data di perizinan ada dua yang sudah mengajukan akan membeli. Pembelian akan dimulai pada 19 Agustus mendatang,” tuturnya.
Kendati demikian, pihaknya merasa yakin tembakau petani akan terserap semua. Apalagi, upaya meningkatkan kualitas tembakau dilakukan secara massif melalui kegiatan yang dilakukan di instansinya. Salah satunya, menyediakan dengan kadar Nikotin rendah varietas N1N2 dan T1T2. Termasuk juga mempertahankan tembakau asli Sumenep dengan Jepun Cangkreng dan Prancak 95.
“Termasuk juga penyediaan pupuk ZK dan NPK. Pompa air yang memadai, dan maksimalisasi PPL agar kualitas tembakau tetap tinggi. Maka, diperkirakan kualitas terjamin,” paparnya.
Mantan Kabid Sarpras dan Penyuluhan ini menambahkan, Proyeksi areal tahun 2019 seluas 21.893 Hektar dengan Potensi areal di 17 Kecamatan seluas 28.624 Hektar. Sementara estimasi produksi sebanyak 13.136 ton (produktivitas 600 kg/ha). Sedangkan realisasi tanam Tahun 2019 sebanyak 14.337 Hektar, Rinciannya luas Lahan Sawa sebanyak 1.184,87 hektar dan luas Tegal 13.152,86 hektar. (yt)