Madurazone. SUMENEP – Sosok Achmad Fauzi bukan wajah baru bagi masyarakat Sumenep, Madura, Jawa Timur. Termasuk, dalam panggung politik. Sebab, pria kelahiran 21 Mei 1979 di Kota Sumekar sedang menjabat wakil bupati (Wabup) sampai detik ini.
Sosok pengusaha sukses ini terus melejit dan sangat populis di kalangan masyarakat. Bahkan, keberadaanya menjadi buah bibir masyarakat. Itu lantaran rasa perhatian, kepedulian dan sikap berbagi kepada warga di Kabupaten dengan slogan Super Mantap ini cukup tinggi. Sehingga, suami Nia Kurnia ini sangat dielukan.
Rasa kepedulian itu ditunjukkan dengan seringnya “turun gunung” menyapa dan berdialog dengan masyarakat. Bahkan, tak segan untuk sekadar berdiskusi untuk menyerap keinginan dan kebutuhan warga. Ini cukup penting untuk memenuhi kewajiban sebagai manusia dan juga sebagai pimpinan daerah. Dari sini pula, program pro rakyat dan wong cilik digulirkan.
Rasa kepedulian itu tak memandang kasta. Tak hanya kalangan elitis yang ia datang, pengusaha sukses ini lebih sering bertandang ke rumah keluarga tak mampu. Tak segan, untuk duduk bersama, berbaur dengan warga kalangan “bawah” ini. Meski sebagai pemimpin, tak terlihat ada gengsi maupun sekat diantara keduanya. Indah serasa indah.
Achmad Fauzi menyapa masyarakat tak hanya didaratan melainkan juga ke kepulauan. Hampir semua pulau yang ada di kota keris ini ia jelajahi. Hal ini dilakuka untuk memastikan kondisi riil kehidupan dan kebutuhan masyarakat sehingga tak akan terjadi disparitas antara kepulauan dan daratan. Sebab, komitmen yang dibangun adalah kesejahteraan bersama.
Banyak cara dilakukan Politisi muda ini. Salah satunya, dengan cara blusukan dengan komunitas trail dan lainnya. Selain itu, dia juga datang secara dadakan menjumpai masyarakat, semisal warga kurang mampu. Termasuk, menghadiri pengajian dan acara-acara yang digelar masyarakat, ludruk, kesenian, dan lainnya. Bahkan, acara mantenan “kecil” pun tak lupa dia datangi. Sehingga, masyarakat merasa di ayomi.
Bagi kalangan milenial, mantan Jurnalis bukan sosok yang garang dan cuek. Malah dianggap sebagai tokoh yang memiliki perhatian besar bagi perkembangan kalangan muda. Buktinya, tak jarang Wakil Sekjen AMLI (Asosiasi Media Luar Indonesia ) mendatangi tongkrongan anak muda. Mereka cangkruan dan ngopi bareng serta berdialog.
Bagi pengusaha media luar ini, blusukan bertemu masyarakat sudah menjadi kebutuhannya. Dirinya merasa tidak tenang saat hanya berada di belakang meja. Bekerja sebagai pemimpin yang mengerti dengan kondisi masyarakat yang sebenarnya, tidak hanya sekadar menerima laporan. Sehingga, kebijakan yang diambil bisa langsung bersentuhan dengan masyarakat.
Dengan begitu, keberadaanya memang sangat dinanti dan dielukan. Namanya terkenal lewat blusukan yang yang dilakukannya. Apalagi saat bertemu masyarakat, dia tak datang dengan tangan kosong. Alumnus Fakultas hukum tak lupa berbagi dengan warga yang dijumpai. Itu juga dianggap sebagai kewajiban yang harus penuhi kepada yang dipimpinnya.
“Bekerja itu bukan hanya sekadar berada di belakang meja dan menunggu laporan. Kami harus turun ke bawah untuk memastikan kondisi riil masyarakat. Termasuk keinginan dan kebutuhannya,” kata Achmad Fauzi.
Sehingga, sambung dia, kebijakan yang diambil tidak salah sasaran, melainkan tepat guna dan tepat sasaran. Otomatis, akan melahirkan program pro rakyat. “Makanya, kami sering turun ke bawah baik daratan maupun kepulauan. Insya Allah banyak manfaatnya. Bahkan kadangkala tengah malam kami juga datang ke tongkrongan anak muda,” tuturnya.
“Pak Wabup (Achmad Fauzi, Red) memang sangat peduli kepada masyarakat. Sering turun ke bawah. Tak ada rasa gengsi karena jabatannya. Kami sangat suka dan mengidolakan pak Wabup. Luar biasa perhatian dan kepedulian kepada warga,” kata Ahmad Salah satu warga Sumenep. (****)