Mobilitas Warga Dari Luar Tinggi, Sumenep Butuh Kebijakan Lockdown?

  • Whatsapp

Madurazone. SUMENEP – Mobilitas warga dari luar daerah ke Sumenep, Madura, Jawa Timur terbilang masih cukup tinggi. Bahkan, banyak warga yang berbondong datang atau pulang kampung ke Kota Sumekar saat merebaknya virus corona atau covid 19 ini.

Tak hanya di daratan, kabarnya lalu lintas transportasi kepulauan juga masih terbilang cukup padat. Sejumlah kapal masuk dengan “bebas” ke wilayah Kepulauan, baik Masalembu, Kangean dan sekitar. Kebanyakan berangkat dari pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, dan sebagian Kalianget. Informasinya, mereka datang dari Malaysia, Batam, Jakarta dan lainnya.

Muat Lebih

Sehingga, kedatangan sejumlah warga ke kepulauan membuat warga mulai panik. Khawatir mereka membawa dan menyebarkan virus menular covid 19 ini. Sehingga, diperlukan langkah tegas dari pemerintah, salah satunya membatasi warga Sumenep yang ada di luar untuk pulang kampung, atau bahkan menutup alias lockdown.

Memang, sejumlah upaya pemkab Sumenep sudah dilakukan untuk mencegah penyebaran covid 19 ini. Salah satunya, memantau secara kontinyu terminal dan melakukan pemeriksaan, termasuk menyemprot disinfektan, termasuk juga di daerah perbatasan Sumenep – Pamekasan. Bahkan, juga menyiapkan ruang rawat di Islamic Center Batuan. Kabarnya, termasuk di Kepulauan.

Ketua Komisi I DPRD Sumenep Darul Hasyim Fath menjelaskan, berbagai langkah juga telah dilakukan pemkab. Namun, hal itu masih terkesan ritual dan formalitas belaka. “Sementara alur transportasi dari luar masih bebas masuk, utamanya di Kepulauan yang lewat Surabaya,” katanya kepada media ini.

Menurutnya, mereka datang dari Batam, Malaysia dan Jakarta masuk semua untuk pulang ke kepulauan. Sehingga, pihaknya merasa panik dengan kondisi transportasi laut ke kepulauan yang terus meningkat, khawatir membawa virus mematikan itu. “Siapa yang menjamin mereka steril dari virus tersebut,” ungkapnya.

Memang, Politisi PDI Perjuangan ini menuturkan, pihaknya tidak mengharapkan ada wabah covid 19 ini. Namun, tak ada jaminan pula dengan tingginya hilir mudik warga bisa menjadi pemicu munculnya wabah tersebut di sekitar warga Sumenep. “Secara angka, Sumenep masih steril. Tapi, angka ini perlu dilakukan verifikasi dan validasi,” tuturnya.

Sebab, terang dia, pihaknya khawatir warga yang datang atau ada gejala tidak melapor ke pihak terkait, sehingga tak terupdate. “Tidak seperti kota besar seperti Yogyakarta, solo dan lain yang mungkin melapor, sehingga bisa terupdate terus. Ini yang kami khawatirkan,” ucap politisi Moncong Putih asal Masalembu ini.

Sehingga, Darul mengungkapkan, Sumenep bisa mengambil kebijakan yang agak ekstrem, yakni membelakukan lockdown. Sehingga, tak ada lagi dari luar yang masuk dan sebaliknya. “Upaya itu akan lebih efektif untuk mencegah penyebaran corona di Sumenep,” pungkasnya.

Sebelumnya, bupati Sumenep Dr. KH. A.Busyro Karim meminta warga yang sedang di luar untuk tidak pulang kampung. Bahkan, saat mudik lebaran nanti hendaknya juga tidak dilakukan. “Kami minta tidak pulang kampung. Untuk memutus rantai penyebaran virus corona ini,” katanya dalam jumpa perss. (nz/yt)

Pos terkait