Saat Reaktif, Duga Sebagian Karyawan “Keluyuran”, Pengawasan PT Tanjung Odi Lemah?

  • Whatsapp

Madurazone. SUMENEP – Sejumlah karyawan PT Tanjung Odi MPGG yang dinyatakan reaktif dan dilakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing ternyata terungkap kabar baru. Kabarnya, para buruh ini masih ada sebagian yang yang diduga “keluyuran” dan disinyalir tidak mematuhi protokol kesehatan.

Ini juga terungkap saat tim covid 19 dan petugas kesehatan mendatangi rumah para pekerja linting rokok ini. Saat datang kabarnya ada yang “keluyuran” dan tetap melakukan interaksi dengan keluarga dan beberapa orang. Kedatang petugas untuk melakukan rapid tes hingga swab, karena tidak mendapatkan data dari perusahaan.

Muat Lebih

“Dari laporan yang kami terima dari tim yang turun masih buruh pabrik besar itu yang sudah reaktif tapi masih keluyuran. Bahkan, di rumahnya mereka melakukan interaksi dengan keluarga,” kata Kabid SDK Dinkes Nur Insan.

Seharusnya, itu diawasi secara ketat oleh pihak peruhasaan agar tidak menjadi penyebab menyebarnya mata rantai Covid 19 ini. “Mendengar kondisi itu, berarti pengawasan kepada buruh pabrik yang reaktif terbilang cukup lemah,” ujarnya dengan nada kesal.

Kepala PT. Tanjung Odi MPGG Sumenep, Riski Komari tidak menampik adanya karyawan yang masih keluyuran yang masih reaktif. “Dengar iya ini langsung di kuping (adanya keluyuran, Red),” kata Riski Komari sembari menunjuk kupingnya saat diwawancarai sejumlah wartawan beberapa waktu lalu.

Riski Komari berdalih, keterbatasan sumber daya manusia (SDM) menjadi kendala pihaknya untuk mengontrol para karyawannya tersebut. Bahkan, perusahaan tidak memiliki tim khusus untuk memantau mereka. Kata dia, PT. Tanjung Odi MPGG Sumenep hanya memiliki dua orang tenaga medis.

“Ini juga karena keterbatasan kami. Tapi dari awal saya minta ke teman-teman jangan kemana-mana, pakai masker, cuci tangan, berjemur, aktivitas nyuci ya nyuci. Karena mereka kondisinya sehat. Jadi di rumah saja,” tambahnya.

Dari saking lemahnya, pihak perusahaan hanya bisa mengontrol karyawannya itu lewat sambungan telepon. Kata Riski Komari, pihak perusahaan selalu menanyakan kondisi dan lokasi karyawannya saat upaya telepon itu dilakukan.

“Kami selalu menghubungi anak itu via telepon. Kamu dimana?, disini. Jadi mereka selalu melaporkan tiap pagi jam tujuh dan sore jam 4,” tambahnya.

Disinggung ikhwal karyawan bisa saja berbohong soal lokasinya, Riski Komari lagi-lagi berdalih, dia mengaku pihaknya menggunakan orang lain untuk bicara dengan karyawannya itu. Kata dia, pihaknya secara diam-diam mendengarkan percakapan telepon orang yang disuruh tersebut.

Karyawan PT Tanjung Odi yang dinyatakan reaktif sebanyak 168 dari hasil rapid tes yang dilakukan perusahaan. Dan, ada sebagian yang sudah positif. Bahkan, pemkab Sumenep sudah menutup pabrik mitra Gudang Garam ini.(nz/yt)

Pos terkait