Disorot, Program WMS Dinilai “Gagal” Tekan Angka Pengangguran

  • Whatsapp
Salah satu usaha cuci mobil Alumni WMS, foto DOK

Madurazone. SUMENEP – Program Wirausaha Muda Sumenep (WMS) dinilai gagal menekan angka pengangguran di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Itu lantaran progran melalui APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Sumenep dalam pelaksanaanya dinilai tidak maksimal.

Hal tersebut diungkapkan anggota komisi II DPRD Sumenep Irwan Hayat. Menurut Irwan keberadaan WMS selama bertahun-tahun ternyata tidak memiliki dampak signifikan. Itu karena angka pengangguran di Kabupaten ujung Timur pulau Madura ini terbilang masih tinggi. Padahal, keberadaan program tersebut bisa menekan angka tersebut.

Muat Lebih

“Program ini kan mencetak program wirausaha muda, otomatis membuka lapangan baru pekerjanaan. Tapi, nyatanya angka pengangguran masih tinggi,” katanya.

Politisi PKB ini menuturkan, berarti dalam pelaksanaannya dibutuhkan evaluasi. Sebab, ketidak suksesan itu bisa saja karena dalam realisasinya ada yang salah. Sehingga, tidak berefek pada terciptanya lapangan kerja. “Berarti ada yang salah. Ini perlu dipertajam kajiannya,” ucapnya.

Alumnus Perguruan Tinggi di Yogjakarta ini mengungkapkan, anggaran yang digelontorkan kepada program ini terbilang cukup besar setiap tahunnya. Dengan tidak mampu menekan angka pengangguran, maka mensinyalir anggaran menjadi sia-sia. “Kalau tak memberikan pada mengurangi penguran, tentu menjadi sia-sia anggaranya,” tuturnya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) angka pengangguran di kabupaten berlambangkan kuda terbang , cenderung meningkat setiap tahun, tahun 2020 angka pengangguran mencapai 18.952 dari total angkatan kerja 666. 441 orang. Angka tersebut alami kenaikan sebanyak 4 ribu lebih dari tahun 2019 sebesar 14.187. Sedangkan dari 2018 ke 2019 juga naik sekitar 3 ribu dimana saat itu hanya 11 ribu lebih.

“Kalau mengacu ke data ini, angka pengangguran masih tinggi. Program WMS selama lima bisa saja ada yang salah dalam pelaksanaan. Masalahnya, pengangguran cenderung naik setiap tahunnya. Apa fungsi WMS, yang kabarnya mencetak wirausaha muda itu?,” paparnya.

Bupati Sumenep Achmad Fauzi mengatakan jika setiap kegiatan terdahulu akan dilakukan evaluasi. Termasuk dengan WMS. Apalagi, pada prinsipnya WMS itu tetap dilaksanakan pada kepemimpinanya meski teknisnya berbeda. “Ya, nanti format berbeda. Masuk pesantren la,” katanya singkat. (nz/yt)

Pos terkait