Viral, Rekaman Suara Kasatpol PP Sumenep Ancam “Bunuh” Anak Buahnya

  • Whatsapp

Madurazone. Sumenep – Pekan ini, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur dihebohkan rekaman suara mirip Kepala Dinas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Purwo Edi Prasetiya. Rekaman yang beredar itu menunjukkan nada kasar pimpinan penegak perda itu kepada anak buahnya.

Tak tanggung-tanggung, dalam rekaman berdurasi 5 menit 13 detik, mantan camat Batu Putih mengancam akan membunuh anak buahnya. Ancaman itu dikeluarkan jika, anak buahnya tidak mampu menjaga mobil, anak dan keluarganya. Tak hanya itu kata-kata kasar dilontarkan pimpinan ini, seperti kata Goblok, Anjing dan lainnya.

Muat Lebih

Rekaman ini salah satu pimpinan PD (Perangkat Daerah) ini menyebar di sejumlah group Watshapp. Sehingga, rekaman sura yang mirip Kepala Dinas satpol PP ini menjadi viral dan diketahui publik.

“Kamu yang perlu dijaga Ibu, mobil, keluarga saya. Kalau sampai ada apa-apa saya bunuh kamu. Ngerti kamu,” katanya dalam salah satu petikan rekaman suara itu.

Tak hanya itu, dia juga mengumpat anak buahnya dengan kata Goblok, Anjing dan Banjingan. “Kemarin adik jatuh, makanya Kamu, Ibnu, kamu bangsat. Kamu bilang sopir enak, bajingan kamu, anjing kamu,” tutur dalam rekaman tersebut.

Tak hanya itu, Purwo Edi juga meminta anaknya buahnya untuk melayani bu kasat dan meminta untuk tidak terjadi apa-apa. Dan, bahkan meminta laporan kepada anaknya buahnya setiap hari akan situasi di rumah. Bahkan, dia mengancam akan membehentikannya.

Tak lupa, dalam suara yang beredar dia juga merendahkan anak buahnya. “Kamu cuma Kecoa Keroco, Pangkat Tempe, Tatakaramu Dijaga,” ungkap dalam rekaman itu.

Kepala Dinas Satpol PP Puwo Edi Presetiya saat dimintai keterangan tidak membantah atas rekaman tersebut. Bahkan, dia mengakui jika rekaman itu adalah suaranya. “Ya, itu saya lek (suara rekaman, Red), gak tahu kok bisa menyebar,” katanya melalui sambungan telepon.

Dia menuturkan, dirinya mengaku khilaf karena sedang panik lantarannya anaknya jatuh dari mobil. Sehingga, kehilangan kendali. “Saya khilaf, saya minta maaf, saporanah. Dan, saya juga sudah sampaikan kepada pak sekda, soal kronologisnya,” ungkapnya dengan nada menyesal.

Bahkan, sambung dia, sampai detik ini istrinya masih mengalami trauma atas kejadian tersebut. “Sampai detik ini, istri saya masih trauma. Jadi, wajar saat kejadian itu kami sangat panik,” tuturnya.

Soal pegawai urus keluarga?, Dia membantah soal adanya anak buah yang mengurus dan melayani keluarganya. Bahkan, jadwal yang beredar soal harus melayani keluarganya 24 jam dianggap sebagai fitnah. “Itu fitnah, mungkin orang tidak suka dengan saya lek,” bantahnya. (nz/yt)

Pos terkait