Madurazone. SUMENEP – Terobosan baru Sikapal (Sistem Keamanan Pelayaran) oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur mendapatkan apresiasi dari tim panel Kementerian Pendayagunaan Aparaturan Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB).
Alasannya, sistem itu dinilai sangat bagi kota Sumekar yang memiliki laut cukup banyak. Bahkan, mungkin untuk digunakan di Indonesia yang maritim. Apalagi, ini sistem satu-satunya di Kabupaten atau kota di Indonesia. Setidaknya, bisa mempercepat dan mendeteksi terjadinya laka laut, serta meminalisir korban.
Apresiasi itu disampaikan saat tim dari mempresentasikan ke tim panel melalui zoom meeting di lantai II kantor bupati Sumenep. Hal itu berkaitan dengan kompetesi Inovasi pelayanan Publik 2023. Kegiatan ini dihadiri oleh Wabup Nyai Hj Dewi Khalifah, Kepala Diskominfo Ferdiansyah Tetrajaya, serta Inovator SiKaPaL Arief Santoso.
Arief Santoso, Inovator SiKaPal menjelaskan, sietem ini dimulai dengan dasar kedaruratan di laut. Di mana informasi lokasi terjadinya laka laut masih membutuhkan waktu lama untuk mendeteksi, mengevalusi dan tidak maksimal dalam usaha penyelamatan.
Dia mengungkapkan, dalam aplikasi itu pihaknya juga menambah opsi tambahan, seperti cuaca dan angin. Karena alat SiKaPal ini dapat membaca rell cuaca dan angin yang ada di sekitar perahu atau kapal.
“Sistem ini juga mendeteksi kapal atau perahu terjadi kebocoran. Sensor akan bekerja atau berbunyi, jika terdeteksi adanya kelebihan air laut yang telah ditentukan, yang ada didalam kapal yang langsung terkoneksi dengan Call Center 112,” ucapnya.
“Jumlah penumpang di atas kapal juga bisa terdeteksi. Dan, bahkan, masih ada 6 ruang kosong yang masih bisa dikembangkan untuk menunjang dan memaksimalkan kegunaan SiKaPal,” tuturnya.
Wabup Sumenep Nyai Dewi Khalifah menuturkan, atas dasar pertimbangan dan urgensi tersebut Bapak Bupati Achmad Fauzi merekomendasikan SiKaPal. Tujuannya, mempercepat penanganan laka laut, meminimalisir korban, serta memudahkan untuk mendapatkan informasi dan identifikasi jika terjadi laka laut.
“Karena Informasi yang didapat oleh client AIS SiKaPal, hanya membutuhkan waktu 5 sampai dengan 10 menit untuk mengindikasi keberadaan kapal atau perahu, yang telah ditanam alat atau aplikasi SiKaPal, apabila terjadi laka laut. Ini cukup membantu,”tuturnya.
Sementara itu, Tim Panel Independen Nurjaman Mochtar mengaku mengapresiasi aplikasi SiKaPal ini. Sebab, itu sangat tepat, jika diaplikasikan di Kabupaten/kota atau bahkan cocok untuk Indonesia, yang mempunyai luas wilayah dengan kondisi geografis daratan dan lautan.
“SiKaPal ini merupakan alat keselamatan pelayaran yang digunakan pertama kali, dan satu satunya untuk tingkat kabupaten/kota, atau bahkan di Indonesia,” Nurjaman Mochtar. (nz/yt)