Madurazone. SUMENEP – Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo meminta masyarakat untuk menjaga dan mempertahankan tradisi keagamaan di bulan Suci Ramadhan. Tujuannya, bisa meningkatkan nilai keimanan kepada Allah, Swt.
“Jaga tradisi keagamaan yang sudah biasa dilaksanakan oleh masyarakat Sumenep sebagai wujud peningkatan nilaia keimanan kepada Allah,” kata Achmad Fauzi Wongsojudo.
Menurut Fauzi, salah satu tradisi yang biasa dilakukan adalah memperbanyak baca al-qur’an secara bergantian di musala atau tadarus. Kebiasaan itu dilakukan masyarakat setelah salat terawih.
“Tadarus itu sudah menjadi kebiasaan di bulan puasa, maka harus dimaksimalkan. Meski saya yakin mengaji itu sudah menjadi kebiasaan masyarakat di Madura, khsususnya di Sumenep,” katanya.
Menurut suami Nia Kurnia itu, kebiasaan lain yang sudah dianggap baik tetap harus membumi. Misalnya, budaya i’tikaf dalam menyambut datangnya lailatul Qadar. “Bulan puasa sering berada di masjid dalam rangka mendapatkan lailatul Qadar,” ucapnya.
Politisi PDI Perjuangan itu mengungkapkan, di bulan penuh berkah ini diharapkan juga mampu menebar kebaikan dan rajin untuk bersedekah. “Amal baik dan gemar bersedakah harus terus dipertahankan sebagai umay Nabi Muhammad,” ucapnya.
Pada bulan puasa, masyarakat Madura juga memiliki yang unik, misalnya Tampaan untuk memulai puasa, ada juga lekoran, malam sakemek, dan pettolekoran. Biasanya di malam lekoran masyarakat membuat “palotan” dan diantarakan ke tetangga.
Sementara di malam Sekemek juga sama, sementara malam pettolekoran biasanya menggunakan nasi, lalu diantarkan ke famili-famili dan tetangga. Esesensinya semuanya adalah memiliki nilai kebaikan untuk bersedekan.
“Intinya, budaya yang membawa kebaikan harus terus dilestarikan jangan sampai penuh. Disampinh bersedekah, juga mengajarkan akan pentingnya menjaga persaudaraan di antara sesama,” tuturnya. (nz/yt)