Madurazone. SUMENEP – Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo meminta pelestarian kerapan sapi. Sebab, itu merupakan budaya yang harus dipertahankan dan dijaga keberlangsungannya hingga ke generasi penerus.
Keberadaan kerapan sapi itu harus dijaga agar tidak tergerus oleh perkembangan zaman yang kian pesat dengan arus globalisasi dan digitalisasi. Dan, harus ditanamkan dan dikenalkan sejak dini kepada generasi muda agar tidak punah.
“Kerapan sapi itu adalah warisan budaya yang tak ternilai harganya. Apalagi, sudah menjadi warisan kultural pendahulu yang harus lestari hingga ke generasi saat ini sampai generasi mendatang,” kata bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo.
Otomatis, sambung dia, pelestarian budaya itu bukan hanya sekadar personal saja, melainkan tanggungjawab bersama. Agar citra kerapan sapi tetap terjaga secara baik di tingkat lokal, reginonal, nasional dan bahkan internasional.
“Jadi, kita sudah dikenal dengan kerapan sapi di dunia luar, makanya harus berjuang bersama untuk mempertahanknnya,” tuturnya.
Dan, menurut politisi PDI Perjuangan, pemerintah juga berperan aktif dalam melestarikan budaya kerapan sapi itu. Salah satunya dengan mengadakan kegiatan perhelatan kerapan sapi yang dilaksanakan secara rutin setiap tahun.
“Jadi, kami, Pemkab ikut ambil bagian dalam pelestarian budaya kerapan sapi. Dan, pasti akan kami jaga warisan leluhur ini,” ungkap suami Nia Kurnia itu.
Selain itu, Fauzi juga mengucapkan terima kasih kepada peternak, pecinta sapi kerap yang selalu mensukseskan setiap kegiatan yang digelar oleh Pemkab. Terlebih sudah ikut ambil bagian dalam melakukan pelestarian budaya.
“Semua stackholder yang terlibat dalam pelestarian kerapan sapi kami haturkan terima kasih,” ujarnya.
Pernyataan bupati itu disampaikan saat merespon pelaksanaan kejuaraan kerapan sapi di Lapangan Bluto (14/8/2024). Kejuaraan tingkat Kabupaten itu diikuti oleh 48 pasang sapi. (Nz/yt)