Madurazone. SUMENEP – Pelaksanaan pendidikan non formal (PNF) di Sumenep, Madura, Jawa Timur di sejumlah lembaga diduga bersamalah. Pasalnya, ada dugaan lembaga pengelola melakukan mark up (penggelambungan) data peserta didik.
Informasinya, ada satu lembaga yang peserta didiknya mencapai 170 orang, di Kecamatan Pragaan. Itu merupakan peserta didik yang ikut sekolah paket di lembaga tersebut. Dan, kabarnya itu menyebar di sejumlah lembaga pengelola PNF tersebut.
Dugaan mark up peserta didik pada program PNF itu ditemukan langsung oleh komisi IV DPRD Sumenep. Bahkan, komisi yang membidangi pendidikan dan kesejahteraan sosial itu sudah memanggil Dinas Pendidikan (Disdik) terkait hal tersebut.
Ketua komisi IV DPRD Sumenep Mulyadi menjelaskan, ada beberapa lembaga yang mencantum siswa kejar paket tidak masuk di akal. Misalnya, di Kecamatan Pragaan sampai memasukkan data sebanyak 170 orang. Data yang disetor tidak sesuai di lapangan.
“Siswa formal saja tidak mungkin sampai dengan capaian ratusan. Itu juga terjadi di lembaga di Kecamatan Batang-batang,” katanya.
Dia menuturkan, memasukkan data siswa paket dengan jumlah cukup besar itu berkaitan dengan BOP (Bantuan Operasional Pendidikan). Semakin banyak, maka dipastikan akan semakin besar bantuannya. Sehingga, berlomba untuk memperbanyak data siswanya.
“Bayangkan per siswa itu dapat jatah Satu juta empat ratus. Jadi, tinggal dikalikan saja dengan jumlah siswanya,” ujar mantan aktifis HMI itu.
Hal yang sama diungkapkan anggota lainnya, M. Ramzi. Menurut dia, penggelambungan siswa kejar paket itu hampir menyeluruh di sejumlah lembaga pengelola PNF. Sebab, disinyalir sedang mencari keuntungan.
“Kalau itu benar, data tidak sesuai maka kemungkinan akan ada kerugian negara di dalamnya. Karena sudah tidak tepat sasaran dan anggaran jadi terbuang,” tuturnya.
Untuk itu, pihaknya akan terus mendalami dugaan penggelambungan siswa tersebut. Agar kegiatan tersebut tepat sasaran. “Kami minta untuk dipending dulu programnya sampai ada kepastian,” ucapnya.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep Agus Dwi Syahputra enggan memberikan tanggapan terkait hal tersebut. Pihaknya meminta menghubungi Kepala Bidang (Kabid) nya Berta. “Silahkan ke Berta, nanti saya kasih nomornya,” katanya.
Sementara Kabid Pembinaan PAUD dan PNF Lisa Bertha Soetedjo belum bisa dikonfirmasi terkait masalah ini. Saat dihubungi melalui sambungan telpon Watshapp tidak memberikan respon. (Nz/yt)