Madurazone. SUMENEP – Ketua DPRD Zainal Arifin mengapresiasi pelaksanaan Festival Ketupat 2025 yang digelar di Pantai Slopeng Kecamatan Dasuk, Sumenep, Madura, Jawa Timur. Sebab, pagelaran tersebut berdampak positif.
Salah satunya, menurut politisi PDI Perjuanagn, festival tersebut bisa mengedukasi kesadaran masyarakat akan peletastian budaya. Di mana Kabupaten ujung Timur Pulau Madura memiliki kebiasaan ketupat 7 hari setelah Lebaran Idul Fitri.
“Jadi, kegiatan itu bukan hanya sekadar hiburan belaka, melainkan upaya pemerintah dalam menjaga dan melestarikan budaya yang sudah ada sejak zaman dulu. Saya cukup mengapresiasi dengan penuh bangga,” katanya.
Jadi, sambung dia, dengan suguhan festival masyarakat mulai tahu bahwa ada nilai luhur dari jejak masa lalu dan sudah menjadi identitas masyarakat, yaitu tellasan topak. “Nilai ini yang harus terus terjaga dengan baik, oleh pemerintah dan masyarakat, generasi muda saat ini,” ucapnya.
Menurutnya, ada nilai tinggi yang tersimpan secara simbolis dalam tradisi ketupat itu. Salah satunya adalah penggunaan janur kuning yang diyakini sebagai lambang harapan akan kehidupan yang damai dan penuh kebaikan.
“Janur kuning ini bukan sekadar hiasan. Ia simbol doa kita, semoga hidup damai, tenteram, dan masyarakat bisa hidup rukun, harmonis, serta bergotong royong menuju kesejahteraan bersama,” tandasnya.
Festival Ketupat 2025 diharapkan menjadi agenda tahunan yang tidak hanya mengangkat potensi budaya lokal, tetapi juga mendukung sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Kabupaten Sumenep.
“Semoga terus diadakan dengan konsep yang bagus, agar tetap terjaga dan lestari nilai agung kebudayaannya,” tuturnya. (Nz/yt)